Senin, 05 Februari 2018

Membangun Sikap Percaya Diri Pada Anak Sejak Usia Dini




Image result for iBU DAN ANAK PHOTO



Anak yang tidak memiliki rasa percaya diri akan mengalami berbagai macam kesulitan dan hambatan dalam proses interaksi sosialnya. Sifat pemalu pada anak akan menghambat mereka untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, anak yang tidak percaya diri akan memiliki rasa takut ketika harus berinteraksi dengan lingkungan di luar keluarga. Salah satu hal yang menyebabkan seorang anak tidak memiliki rasa percaya diri yaitu pola asuh orangtua yang terlalu memanjakan anak sehingga ketika anak harus terjun ke lingkungan luar, mereka tidak bisa mandiri dan tidak memiliki rasa percaya diri untuk menghadapi lingkungan baru



Kiat Untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Memberikan contoh yang baik bagi anak

Pada tahap perkembangannya anak-anak akan cenderung meniru setiap perilaku atau sikap orang disekitarnya terutama orangtua. Anak belum bisa membedakan antara perilaku baik dan buruk sehingga mereka akan mengikuti semua yang dilihatnya. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi cerminan dan panutan yang memberikan contoh positif bagi anak. Memberikan contoh yang baik akan membuat anak mendapatkan citra yang baik sehingga mereka akan lebih percaya diri dalam bersikap dan bertindak.

Memberikan stimulus pada anak


Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak bisa dilakukan dengan memberikan rangsangan dengan cara melatih anak supaya mempunyai keberanian untuk tampil. Contohnya dengan menyuruh anak untuk menunjukan kemampuannya seperti menyanyi atau berhitung. Cara seperti itu merupakan dasar bagi anak untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ketika anak sudah tidak malu tampil depan keluarga maka hal tersebut menjadi awal bagi anak untuk tampil percaya diri di lingkungan luar.

Menjaga Perilaku di depan anak

Untuk menanamkan rasa percaya diri pada anak sejak usia dini bisa dimulai dengan memberikan kata-kata motivasi untuk anak. Dukungan dari orang terdekat akan membuat anak semakin percaya diri dan tidak minder. Selain itu, Anda sebagai orangtua harus menjaga setiap perkataan ketika di depan anak dan jangan mengeluarkan kata-kata yang akan membuat anak merasa minder.
Menerapkan sikap disiplin

Disiplin merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam menerapkan pola asuh untuk anak. Anda bisa menerapkan peraturan dalam keluarga sehingga anak tidak akan seenaknya dalam bertindak. Selain itu, Anda harus memberikan pengertian dengan setiap aturan yang dibuat supaya anak mengerti dan tidak merasa tertekan dengan aturan yang ada. Pola asuh yang menerapkan kedisiplinan akan menumbuhkan rasa percaya diri pada diri anak ketika anak berada di lingkungan sosial. Anak akan lebih mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain.
Memperbanyak interaksi dengan anak

Bagi Anda yang memiliki banyak kegiatan dan kesibukan di luar rumah sebaiknya tidak melupakan kedekatan dengan keluarga dan anak-anak. Menjaga kedekatan dengan buah hati adalah salah satu cara dalam membentuk dan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Pada waktu berkumpul dengan anak, Anda bisa memberikan berbagai pelajaran pada anak yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri mereka.

SEJARAH BERDIRINYA PAUD EBEN HAEZER








Sebagai pemimpin Gereja yakni gembala jemaat pada suatu jemaat Lokal yang dipercayakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja,  adalah menjadi tanggung jawab penuh untuk meningkatkan kerohanian dan spiritual jemaat bahkan untuk mengubah karakter sesuai dengan Firman Tuhan. Begitu juga anak-anak usia dini di Gereja yaitu anak-anak Jemaat  yang ada dalam lingkungan gereja dapat diajar dibina sejak usia dini disamping untuk mengenal penciptaNya, Cerdas, juga memiliki  prilaku yang baik dan memiliki karakter yang sesuai denga Firman Tuhan. 

Pada tanggal 18 Maret tahun 2013 Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Jakarta, Mengundang kami untuk ikut Pelatihan Pendikan Anak Usia Dini yang dilaksanakan oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini selama 6 hari, dan Dirjen Paudni Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi turut memberikan ceramahnya yang menekankan pentingnya anak usia dini di didik secara khusus yakni dengan cara bermain sambil belajar mengingat anak usia dini dari  0 - 6 tahun merupakan tahun-tahun  sangat penting untuk anak tersebut meraih kecerdasan serta pembentukan karakter yang jika dilatih dengan metode tertentu dapat membentuk anak tersebut menjadi anak cerdas serta berprilaku  yang baik.



Setelah mengikuti Pelatihan PAUD  di Jakarta, maka kami kembali ke Balkpapan untuk membuat persiapan. Mulai hari Minggu, 31 Maret 2013 sampai dengan Akhir bulan Mei 2013 kami  mensosialisasikan melalui jemaat Gereja GBI Kebangkitan Kristus di Balikpapan, kami juga mengumumkan membuka lowongan guru PAUD di Jemaat gereja dan mendapatkan 4(empat ) Guru yang siap untuk mengajar :

1. Hendrik Rasubala, SH, S.Th, MBA
2. Ibu Nonia Khristiana Laure S.Pak
3. Ibu Noni Matar
4. Andrew Jonathen Rasubala
5. Pdt. Alje M. Rasubala


Pada Pertengahan bulan April 2013, kami menghimbau agar Jemaat dapat membantu Dana demi terwujudnya sekolah PAUD ini.  Dengan bantuan dana dari jemaat ini, kami dapat membeli alat-alat yang menunjang aktifitas Belajar sambil bermain. Diantaranya Meja secukupnya, kursi, Lego, Lilin, kuda karet, Mandi Bola, alat pelosotan , buku tulis, buku gambar alat-alat tulis pensil warna, dan lain-lain










 Setelah berdoa, maka kami menetapkan nama PAUD adalah PAUD EBEN HAEZER. dan PAUD EBEN HAEZER ADALAH PAUD KRISTEN.

Pada tanggal 2 Mei 2013, kami resmi menetapkan bahwa PAUD EBEN HAEZER secara resmi dibuka di Didirikan,  dengan Murid Paud yang mendaftar  pada waktu itu sebanyak sebanyak 32 Murid, Dengan demikian kelas-kelas mengajar sudah dapat dilaksanakan sambil menunggu keluarnya Izin Operasional.


Bersamaan dengan pembukaan PAUD EBEN HAEZER,  beberapa hari kemudian kami melayangkan surat  permohonan izin Operasi Pendidikan Anak Usia Dini kepada kepala Bidang PAUD di Kantor Dinas Pendidikan Kota Balikpapan - Kalimantan Timur.

Dan pada Bulan Juni kami memperoleh Izin Operasional Pendidikan Anak Usia Dini    (PAUD) EBEN HAEZER. 


HINDARI MENGUCAPKAN KATA-KATA INI KETIKA SEDANG MARAH



Image result for iBU DAN ANAK PHOTO

·         Orang tua sering kali hilang kesabaran ketika menghadapi kenakalan anak, seperti rewel, berkelahi, mencuri, tidak patuh, dan sebagainya. Berbagai macam cara mulai dari bentakan, ancaman, hingga pemukulan secara fisik kerap dilakukan oleh orang tua supaya dapat meredam kenakalan mereka. Pertanyaannya, menurut Anda apakah cara-cara tersebut efektif? Mungkin ada sebagian dari Anda yang setuju dan sebagian lain mungkin menjawab tidak setuju.
·         Menjadi orang tua sangat dibutuhkan kesabaran ekstra, adalah memang tanggung jawab Anda untuk bisa mengendalikan mereka, akan tetapi bukan dengan cara kekerasan fisik dan kata-kata kasar. Anak-anak butuh waktu untuk bisa memahami segala sesuatu, Anda pun dulu waktu seusia mereka pasti juga melakukan kenakalan yang sama. Lepas dari betapa suram masa kecil Anda dulu atau betapa tegas orang tua Anda telah mendidik Anda selama ini, ketahuilah bahwa anak-anak Anda saat ini adalah pribadi yang berbeda. Anda boleh menerapkan pola pengasuhan yang sama seperti yang Anda terima dari orang tua Anda dulu atau Anda ingin menerapkan pola pengasuhan yang baru, itu semua terserah kepada Anda.
·         Oleh karena itu, apapun alasannya, bila Anda terpaksa harus marah untuk menunjukkan ketegasan Anda kepada anak-anak Anda, sebisa mungkin kendalikan emosi Anda dan hindarilah mengucapkan kata-kata berikut ini kepada mereka:

·         1. "Dasar berengsek!"

·         Kalimat kasar yang sering diucapkan oleh orang dewasa yang sedang marah ini tidak patut ditujukan kepada seorang anak. Ketika seorang anak menerima kalimat ini dari orang tuanya, maka hal itu akan tertanam dalam benak mereka dan mereka akan belajar untuk semakin tidak menghormati Anda. Lebih parahnya lagi mereka akan meniru dan mengucapkan hal yang sama kepada orang lain.

·         2. "Ini semua salahmu!"

·         Anak-anak sangat membutuhkan arahan dan bimbingan dari kedua orang tuanya. Ketika mereka berbuat kesalahan itu adalah hal yang wajar, sebagai orang tuanya Anda tidak boleh menghancurkan rasa ingin tahunya. Anda juga tidak boleh menghancurkan rasa percaya dirinya dengan mengatakan, "Ini semua karena salahmu atau semua ini terjadi gara-gara kamu."

·         3. "Dasar goblok!"

·         Seorang anak yang sering mendapatkan teguran semacam ini dari orang tuanya akan menjadi minder dan tidak memiliki percaya diri yang baik. Dia akan merasa bahwa dirinya memang tidak becus dalam mengerjakan sesuatu. Bila tetap diteruskan, tanpa Anda sadari Anda sendirilah yang telah menghancurkan masa depannya.
·         

·         4. "Dasar anak setan!"

·         Emosi orang dewasa memang terkadang bisa tak terkontrol, berbagai macam kata-kata kasar, makian dan umpatan sangat mudah keluar dari mulut Anda. Ketika Anda sedang marah kepada anak Anda dan betul-betul jengkel karena tingkah lakunya yang tidak bisa diatur jangan pernah mengatakan kepadanya bahwa dia anak setan. Bila Anda mengharapkan rasa hormat darinya dan ingin supaya anak Anda mudah untuk diatur, maka lebih baik Anda melakukan introspeksi diri. Terkadang anak-anak yang berperilaku demikian sebenarnya hanya menunjukkan rasa protes kepada Anda.

·         5. "Dasar kurang ajar!"

·         Kalimat ini hanya pantas ditujukan kepada seseorang yang telah melakukan perbuatan jahat seperti mencuri, membunuh, atau memperkosa, bukan untuk anak-anak yang sesungguhnya belum mampu memahami apa yang telah dia lakukan itu benar atau salah.

·         6. "Kami tidak pernah mengharapkanmu."

·         Bila Anda sangat mengasihi anak-anak Anda, semarah apapun Anda jangan pernah sekalipun mengucapkan kalimat ini kepada mereka. Kalimat ini bagaikan sebuah kutukan kepada seorang anak. Sekali saja kalimat ini keluar dari mulut Anda, maka Anda tidak akan pernah bisa menyembuhkan luka di hatinya sampai kapanpun dan Anda juga tidak akan pernah bisa mendapatkan rasa hormat darinya.

·         Anda marah dan jengkel menghadapi perilaku nakal anak adalah hal yang wajar, Anda bukanlah seorang malaikat, Anda hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari berbagai macam kesalahan. Tetapi sebagai orang tua, Anda dituntut untuk mampu mengendalikan emosi Anda. Kedewasaan Anda dalam hal ini sedang diuji. Cara Anda mendidik mereka menentukan kualitas Anda sebagai orang tuanya, dan kesalahan Anda dalam mendidik merekalah yang justru dapat menghancurkan masa depannya.

Selasa, 23 Februari 2016

MASALAH IBU KETIKA HAMIL


 Masalah Ibu  bisa buat anak pilih-pilih makanan

Melalui Media Merdeka.com menjelaskan bahwa ibu hamil yang selalu mengalami stress akan berdampak pada anak ketika anak itu berumur 3 tahun. Anak akan  malas untuk makan dan cenderung memilih-milih makanan. Dibawah iui, penjelasan dari Media Merdeka.com, mari kita simak.



 
Ilustrasi anak susah makan. ©Sheknows 


Merdeka.com - Perasaan depresi dan kecemasan berlebih pada orang tua ternyata memiliki sebuah dampak pada anaknya. Bukan hanya terjadi secara mental dan perkembangan pikiran anak saja, tetapi hal ini dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak sehingga mereka menjadi pemilih.

Dilansir dari Independent, hasil ini diketahui melalui sebuah penelitian yang dilakukan Erasmus MS - University Medical Center, Rotterdam. Munculnya sikap pilih-pilih pada makanan ini bahkan dapat disebabkan depresi dan kecemasan orang tua ketika sedang hamil. 

Perilaku pilih-pilih makanan yang dilakukan oleh anak-anak ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada diri anak. Menurut penelitian tersebut, dua hal yang paling rawan terjadi pada anak-anak tersebut adalah masalah pada berat badan serta perilaku yang mereka miliki.

Penelitian tersebut dilakukan dengan melihat kebiasaan makan dari sekitar 4.700 anak yang lahir antara tahun 2002 hingga 2006. Selain itu, kondisi kesehatan orang tua juga dilihat untuk mencari hubungan antara keduanya. Orang tua juga diminta untuk mengisi survei untuk mengukur kecemasan dan depresi yang dialami ketika hamil serta pada saat anak berumur tiga tahun.

Berdasar survei tersebut diketahui bahwa sekitar 30 persen anak termasuk pemilih pada makanan ketika usia tiga tahun. Gejala tersebut muncul seiring dengan tingginya depresi dan kecemasan yang dimiliki oleh orang tua. Selain hal tersebut, tekanan yang diberikan oleh orang tua agar anak mereka makan juga dapat menyebabkan dia menjadi pemilih.

Pada ibu yang memiliki masalah ketika sedang hamil, besar kemungkinan bahwa anak mereka akan menjadi pilih-pilih pada jenis makanan ketika menginjak usia tiga atau empat tahun. Perilaku yang muncul pada anak ini biasanya bertahan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat terjadi hingga dewasa.

Jadi jika saat ini Anda masih suka pilih-pilih makanan, tampaknya hal itu disebabkan oleh pikiran orang tua pada saat Anda kecil.

Penulis : Ricky Wahyu Permana    - Penulis Media Merdeka.com