Dampak negatif internet
10 Bahaya internet bagi anak yang dapat merusak masa depan mereka
Internet adalah media yang menghubungkan suatu informasi atau data keseluruh belahan dunia tanpa ada pengecualian. Internet sudah banyak memberikan manfaat bagi berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang informasi, bisnis, sosial, kesehatan dan masih banyak lagi.Internet menjadi salah satu media belajar yang sudah
digunakan oleh masyarakat indonesia, baik itu
anak- sampai orang dewasa. Yang harus kita
perhatikan pada
saat ini adalah penggunaan internet yang diberikan
kepada anak tanpa pengawasan dari orang tuanya.
Mengapa?
Didalam dunia internet terdapat halaman-halaman
website yang memang memiliki ilmu yang bisa diambil
oleh anak. Namun, disisi lain ada suatu unsur buruk yang terletak pada internet tersebut. Seperti konten pornografi, konten kekerasan atau bahasa-bahasa kasar yang akan berdampak buruk untuk pertumbuhan anak.
Tahukah anda, konten-konten negatif tersebut bisa muncul walaupun tidak kita cari.
Contoh: Seorang anak mencari pelajaran tentang sejarah Indonesia, dihalaman utama pada google meraka akan menuliskan kata kuncinya. seperti "Sejarah peristiwa sepuluh november". Maka google akan menampilkan sepuluh judul terbaik dihalaman pertamanya.
Dari sekian banyak hasil terdapat beberapa website yang memasang iklan disamping tulisannya. Disitulah konten-konten negatif tersebutakan muncul. Banyak iklan atau banner-banner yang dipasang tidak disaring terlebih dahulu oleh pemilik website nya.
Sehingga kalau konten yang disediakan untuk anak-anak namun memiliki konten negatif. Tentunya hal ini akan membuat anak-anak (yang rata-rata sifatnya adalah ingin tau) ingin membuka atau nge klik iklan tersebut.
Di website-website pelajaran mungkin rasio untuk penampilan iklan negatif masih sedikit, namun rasio terbesar terdapat pada situs-situs hiburan seperti situs game, situs video, situs musik, situs berita. Untuk itu pengawasan harus lebih ditingkatkan jika anak anda hanya mencari hiburan menggunakan internet.
Dan apa yang terjadi jika anak membuka konten-konten negatif di internet? Tentunya mental anak akan terbebani, kosentrasi belajar jadi terganggu dan tentu saja akan berdampak buruk pada masa depannya.
Silahkan baca juga : Cara anak tk menjaga diri dari penculikan anak maupun kejahatan terhadap anak
Apa saja bahaya-bahaya internet bagi anak ?
- Anak bisa kecanduan bermain game online.
- Jika sudah kecanduan dapat merusak mata karena terlalu lama didepan layar.
- Anak bisa terpengaruh dengan hal-hal pornografi
- Anak bisa menjadi korban pedofil atau menjadi incaran para predator sex terhadap anak dibawah umur.
- Anak bisa meniru adegan-adegan buruk ataupun adegan kasar yang ada di internet.
- Bisa terpengaruhi oleh idealisme yang menyesatkan.
- Kreatifitas akan berkurang jika kecanduan internet.
- Bisa malas belajar karena kecanduan game online.
- Aktivitas sosial yang nyata akan berkurang karena lebih memilih internet sebagai media sosial.
- Anak bisa bolos sekolah demi bermain internet atau game online.
Hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk memproteksi anak dari bahaya internet
- Berikanlah pemahaman untuk cara penggunaan internet dan menjelaskan hal yang harus dihindari dalam pemakaian internet.
- Filterlah situs website yang boleh dibuka oleh anak
- Pasanglah pemblokir iklan pada browser internet anda.
- Awasilah anak saat menggunkan internet.
- Awasi juga penggunaan gadget dan sosial media yang digunakan anak.
- Pasanglah aplikasi mata-mata yang dapat memonitor dan mencatat aktivitas anak yang menggunakan komputer ataupun gadget.
Sesuai dengan yang diposkan oleh Diahayu, bahwa Internet adalah sebuah produk teknologi. Sebuah internet itu benar. Dampak positif dan negatif bagi pelajar sifatnya tidak mutlak. Penilaiannya terletak pada apa yang dirasakan secara personal. Namun secara umum dapat disimpulkan tentang kerugian atau dampak negatif internet bagi pelajar.
Internet tentu memberikan dampak negatif dan positif. Dampak negatif atau positif dapat dirasakan oleh semua kalangan, termasuk pelajar. Dampak positif atau negatif dari internet bagi pelajar tentu saja ditimbulkan dari cara penggunaan internet itu sendiri. Penggunaan internet sebagai media penghubung serba cepat memang sudah tidak mudah dipisahkan dari kehidupan kita. Segala macam persoalan komunikasi dapat diselesaikan dengan internet. Dampak positif dan negatif internet bagi pelajar tentu saja tidak muncul bersamaan. Seharusnya dampak positif lebih mendominasi, jika cara penggunaan
Game online adalah fenomena baru dalam model
permainan anak. Game ini
muncul tak lama setelah datangnya era internet. Permainan online ini bisa
dibilang kelanjutan dari game sebelumnya yang memanfaatkan kehadiran komputer.
Game online sangat disukai anak-anak. Hampir tak ada anak yang tidak suka
dengan game model ini.
Tempat-tempat
penyedia game online selalu ramai dipenuhi anak-anak. Meskipun ramai, seorang
anak yang sedang bermain game lewat internet hampir tidak membutuhkan interaksi
dengan teman sekitarnya, karena yang dihadapi di depan mata adalah
sebuah benda mati yaitu komputer dan internet.
Karena itu
hati-hati, sebab game ini bisa menimbulkan bahaya bagi anak-anak tersebut. Bahaya
game online ini bisa berdampak pada kesehatan
maupun perkembangan psikologi anak. Adalah kewajiban kita sebagai orang tua
untuk melindungi anak kita dari dampak negatif game online.
Bahaya Internet Bagi Pelajar, Mahasiswa dan Karyawan
Perkembangan teknologi yang semakin pesat di-era
sekarang ini, membuat manusia semakin mudah dalam mendapatkan hal- hal
yang dibutuhkan. Internet yang bernaung dalam dunia teknologi, kini
hadir sebagai media yang multifungsi. Tak diragukan lagi, kehadiran
internet telah membawa dampak besar yang sangat berpengaruh pada
perkembangan manusia.
Dampak hadirnya internet sebagai media multifungsi bagi manusia bisa bersifat positif dan negatif. Banyak sisi positif yang bisa didapatkan, tapi tidak sedikit pula sisi negatif yang akan diraup apabila digunakannya dengan cara yang salah.
Internet yang memiliki peran sebagai media berbagi informasi yang realtime dan up to date, bisa difungsikan juga sebagai media edukasi yang menyajikan berbagai macam pembelajaran tanpa batas. Tidak sedikit pelajar, mahasiswa bahkan karyawan yang menyelesaikan tugas- tugasnya.
BACA adalah suatu cara mendapatkan informasi dari sesuatu yang tertulis (wikipedia). KAJI merupakan proses menelaah/ meneliti sesuatu hal yang ingin kita tau kebenarannya. Sedangkan EDIT adalah proses merubah untuk memperbaiki/ menyempurnakan dari yang sudah ada.
Tiga proses (Baca, Kaji, Edit) akan berpengaruh sangat positif apabila tiga item itu diterapkan oleh pemakai internet dalam menyelesaikan tugasnya.
Sedangkan hal yang sering terjadi dalam menyelesaikan tugas sekolah, kuliah, ataupun kantor hanya mengandalkan baca sedikit dari artikel yang didapat untuk mencocokkan kata dalam tulisan yang terpampang dengan isi tulisan yang sedang dicari. Hanya dengan memanfaatkan fitur CRTL + A atau DRAG MOUSE kemudian mem-PASTE-kan ke lembar kerjanya tanpa melalui proses READ (membaca) yang sempurna apalagi kaji atau edit.
Sikap seperti ini sangat disayangkan bila terus- menerus diterapkan dalam menyelesaikan sebuah tugas. Akibatnya, multifungsi yang disajikan internet akan menciptakan manusia manja yang membodohi diri-sendiri. Tugas bisa saja kelar dan mendapatkan nilai terbaik tapi dampak negatif yang akan dirasakan ialah lama- kelamaan proses nalar dan pemikiran kritis sedikit demi sedikit akan terkikis hingga akhirnya menjadi hilang serta akan menciptakan kepribadian manut atas apa yang disajikan.
Bahaya game online bagi kesehatan anak
Bermain game
online identik dengan duduk lama berjam-jam di depan layar monitor. Seorang
anak yang maniak game akan betah duduk sendiri didepan komputer. Anak tersebut
bahkan hampir tak membutuhkan interaksi dengan teman atau orang dekat, kecuali
ada masalah dengan permainan yang ditekuninya. Jika hal itu dilakukan secara
terus-menerus maka bahaya game online pada kesehatan anak bisa datang
sewaktu-waktu. Berikut diantaranya :
Kelelahan
mata
Bahaya
pertama adalah kelelahan mata (eye strain). Ini adalah kondisi mata yang
kelelahan setelah
digunakan secara intens dan dalam waktu cukup lama. Mata
terus-menerus “dipaksa” untuk menatap obyek yang sama seperti TV, layar
monitor, atau mikroskop. Biasanya para maniak game disamping menatap monitor
terus menerus, mereka juga sering lupa berkedip sehingga malah menambah
kelelahan mata.
Wasir atau
ambeien
Dampak
negatif game online selanjutnya adalah wasir / ambeien. Wasir atau ambeien
merupakan konsekuensi dari duduk statis dalam waktu yang tidak sebentar
sehingga peredaran darah tidak lancar serta mendesak pembuluh darah vena yang
ada di daerah anus. Akibatnya pembuluh darah jadi menonjol dan rasanya sakit
serta panas.
Berkurangnya
metabolisme tubuh
Permainan
online sangat minim dengan aktifitas fisik. Jika otot terlalu lama tidak
melakukan aktifitas fisik akan berakibat pada berkurangnya metabolisme tubuh.
Dalam jangka panjang dampak game online bagi kesehatan diantaranya massa otot
menurun, obesitas,
sakit pinggang, menurunnya sistem imunitas
sehingga gampang terkena penyakit.
Sindrom otot
pergelangan tangan
Disebut juga
dengan carpal tunnel syndrome. Ditandai dengan kesemutan, mati rasa,
kelemahan serta kerusakan otot pada pergelangan tangan dan jari. Penyebabnya
adalah tekanan dan ketegangan saraf di pergelangan tangan yang berfungsi
merasakan dan menggerakan tangan dan jari.
Makan dan
istirahat tidak teratur
Hampir
setiap anak maniak permainan online pernah mengalami hal ini. Pola makan dan
istirahat mereka berubah mengikuti jadwal permainan mereka. Waktu makan dan
istirahat menjadi tidak teratur. Kondisi ini tentu saja rentan bagi kesehatan
anak yang bersangkutan.
Bahaya game online bagi psikologi anak
Bukan hanya
bagi kesehatan anak, game ini juga berbahaya bagi perkembangan psikologi anak.
Berikut diantaranya :
Kecanduan
game oline
Menjadi
maniak game mungkin “nasib” yang sedang mengintai anak yang terbiasa bermain
game online. Kenapa ? Sebab, mayoritas game yang beredar saat ini memang
dirancang untuk hal itu.
Bagi seorang
anak, game via internet mungkin hanya sekedar permainan belaka. Namun bagi
produsen dan korporasi, game online adalah bisnis yang menggiurkan. Semakin
banyak yang kecanduan game online, bisnis semakin diuntungkan. Pelanggan
meningkat, penjualan meningkat, untung berlipat.
Sayang
sekali, keuntungan itu diperoleh dengan meninggalkan bahaya game tersebut bagi
perkembangan psikologis seorang anak berupa kecanduan game online.
Mendorong
perilaku negatif
Bila sudah
kecanduan game online, apapun bisa dilakukan termasuk melakukan hal negatif.
Demi game ini misalnya, seorang anak bisa bolos sekolah, menyelewengkan uang
SPP, mengambil uang teman dan lain-lain. Jumlahnya mungkin tidak banyak, namun
tetap saja memprihatinkan.
Para maniak
game online sering emosional dan mudah marah. Gampang berucap kasar dan kotor,
terutama
bila gagal menaklukan “lawannya” di layar monitor, atau game terhenti
ditengah jalan. Dari sudut pandang psikologi, sering emosional dan mudah marah
tidak baik bagi perkembangan seorang anak.
Prestasi
belajar menurun
Asik bermain
game membuat anak sering lupa waktu. Sehingga banyak aktifitas yang seharusnya
dilakukan
jadi terganggu. Misalnya sholat lima waktu, belajar, mengerjakan PR
sekolah, tugas kuliah, merapikan kamar dan lain-lain. Bahkan disaat melakukan
aktifitas seperti itu pun kadang-kadang pikiran mereka masih melamunkan
permainan online itu. Akibatnya prestasi belajar anak menurun.
Pemborosan
keuangan
Termasuk
juga dalam bahaya game online adalah pemborosan keuangan. Misalnya untuk
membiayai rental komputer di warnet serta membeli gold, poin, voucer, karakter
atau apapun namanya yang nilainya tidak sedikit. Bila bermain game via internet
dirumah, maka perlu dana untuk koneksi internet dan perangkat komputer dengan
spesifikasi tertentu yang dibutuhkan game tersebut.
Akhirnya,
makna “bermain” bagi seorang anak tujuannya adalah menciptakan suasana positif,
gembira, ceria, kolektifitas bersama teman dan lain-lain. Jika sebuah permainan
atau game justru mengakibatkan hal negatif atau sebaliknya, maka orang tua
harus mewaspadainya. Game online misalnya. Kita perlu mengenal dan mengetahui
bahaya game ini. Jangan sampai anak-anak kita atau adik-adik kita justru
terperangkap dalam dampak negatif game online tersebut.
Protecting Children from Modern Dangers of Internet Predators.
Protecting children from the modern dangers of Internet predators starts at home when children are very young, says parenting blogger Leslie Morgan Steiner.
Morgan Steiner says parents have to inoculate their children from strangers who lurk on social media sites and apps by teaching their children good judgment from an early age.
“Talk to your kids really openly about the risks of social media,” she says. “Be candid without being alarmist.”
She suggests that parents tell their children that there are people in the world who prey on kids, who use anonymous apps to try to find their next victim. Parents should be straight with children: “Adults are not always honest; other kids don’t always have their best interests at heart either.”
That way, “no matter where they go or what device they’re using, you’ve imbued some common sense and judgment,” Steiner said.
As children become preteens, parents need to educate themselves on the latest research and expert advice about monitoring their children’s social media use.
Morgan Steiner says parents can find plenty of research online, but also recommends they talk to other parents about what they’re doing to monitor their child’s social media use.
Some basic tips, however, include making sure that children use their devices in a public space in the house, such as the living room or dining room table, until they’re teenagers.
That allows parents to walk by regularly and casually scope out what their child is working on.
“I think that is great,” she said. “It sends the kids the message that you care, you’re involved and that you’re going to be a responsible adult in this and help them navigate this world.”
Some phones are tailored to children ages 8 to 12 — they are inexpensive and come with built-in tools to restrict access to certain apps and sites. But as children mature, they might push back against those limitations and want their phone and access to grow with them.
Parents should consider their child’s maturity, or naiveté, the question of whether they’ve been bullied before, and what their friends are doing, before deciding how and when to allow a child expanded access to common social media services.
There is no hard and fast rule that is guaranteed to protect them on social media, she said.
“You have to look at your individual child and your family and see what works for you.”
Follow @WTOP on Twitter and WTOP on Facebook.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar