Kamis, 11 Februari 2016

MEMBANGUN KARAKTER SEJAK USIA DINI


Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini

Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.
Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).


Cara mendidik anak usia dini


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.


Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?
Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? 

Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. 

Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

 ======================================================================

 Dari segi spiritual, mendidik anak untuk menjadi pribadi yang religius juga dapat dilaksanakan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan rumah, membentuk pribadi yang religius dalam diri anak dapat dilaksanakan dengan melibatkan anak saat menjalankan ibadah. Dengan mengenalkan agama kepada anak sejak dini dan membiasakannya, maka akan timbul rasa cinta dan tanggung jawab dalam diri anak terhadap agamanya. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan agama yang dianutnya sehingga anak akan tumbuh menjadi anak yang suka beribadah kepada Tuhan,  serta berbakti kepada kedua orang tuanya.
 Dalam penerapannya, tidak semua anak mampu menerima ajaran agama dengan baik karena berbagai faktor. Dalam hal ini, diperlukan sedikit kesabaran bagi orang tua untuk tetap mengajarkan agama pada sang anak tanpa ada kesan untuk memaksanya, yakni dengan mengajarkan agama dengan cara yang lebih menyenangkan. Sehingga, anak akan mengetahui tentang ajaran- ajaran agama secara tidak langsung.



 Apabila anda bertanya mengenai hal mana yang lebih diutamakan dalam menerapkan pendidikan kepada anak, dari segi spiritual atau fisik? Maka keduanya adalah sama penting, namun disarankan kepada orang tua untuk membentuk mental spiritual yang religius dahulu sebelum menmberikan pendidikan fisik kepada anak. Hal ini sangat diutamakan karena pendidikan spiritual akan membentuk jiwa yang tangguh dan kuat, sehingga ketika jiwa yang tangguh sudah terbentuk, maka  pendidikan secara fisik atau akademis akan lebih mudah diterapkan kepada anak. Sebagai orang tua, kita harus ingat bahwa agama merupakan pondasi utama bagi kehidupan seseorang, sehingga wajib hukumnya bagi orang tua untuk memberikan bekal spiritual yang cukup kepada sang anak agar terbentuk pribadi religius yang tangguh. Dengan membekali anak pondasi spiritual yang tangguh, maka sang anak akan tumbuh dan mberkembang menjadi pribadi yang berpendirian dan menggunakan agama sebagai landasan dalam bertindak hingga ia dewasa kelak.


Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya tidak terhenti pada saat anak memasuki usia pra sekolah saja, melainkan harus diterapkan semenjak anak masih belajar berjalan. Memberikan pendidikan yang baik sejak kecil akan sangat mmbantu orang tua dalam menjalankan tugasnya sebagai pembentuk generasi masa depan yang berkualitas dan berkarakter. Hal ini tentu tidaklah mudah bagi orang tua mengingat bahwa di luar sana akan selalu banyak godaan dan gangguan yang mampu menggoyahkan kepribadian sang anak kelak di kemudian hari. Sekalipun demikian, apabila orang tua telah menanamkan landasan- landasan agama yang kuat di dalam diri sang anak, maka orang tua tak perlu khawatir karena mereka akan mendapati anak- anak mereka tidak akan goyah terhadap pengaruh buruk dari dunia luar yang dapat merusak diri mereka sendiri. Tugas orang tua adalah selalu mengawasi mereka dan menjata mereka agar tidak terjerumus terhadap hal- hal yang salah yang tentu tidak hanya merugikan mereka namun merugikan kita sebagai orang tua. Maka dari itu, mendidik anak sejak dini dengan menanamkan karakter yang religius dan bertanggung jawab sangat penting untuk dilakukan oleh orang tua serta guru sebagai orang tua pengganti di sekolah.

Dengan menerapkan cara yang tepat dalam mendidik anak usia dini, maka orang tua akan lebih mudah dalam mengarahkan anak untuk menuju hal- hal yang lebih positif. Selain itu, mendidik anak sejak dini dengan mengajarkan hal- hal yang baik juga dapat memudahkan orang tua dalam memberikan arahan dan masukan mereka terkait dengan hal- hal apa yang ingin anak- anak lakukan. Apabila dirasa tidak sesuai,  orang tua dapat memberikan masukan dan kritik halus yang bersifat membangun sehingga anak akan lebih termotivasi untuk melakukan hal- hal yang lebih baik lagi dengan adanya dukungan orang tua. Apabila anak sudah memiliki motivasi yang tinggi, maka orang tua akan mendapati anaknya tumbuh dalam keadaan yang selalu lebih baik dari hari ke hari sehingga anak juga akan mampu untuk  mencapai kesuksesan yang mereka impikan baik dalam akademis maupun dunia kerja ketika mereka telah beranjak dewasa kelak di kemudian hari.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar